Mengayo dengan Robusta (Photo Story TN Gunung Rinjani Bagian 3)
NGAYO. Dalam Bahasa sasak berarti bersilaturahmi atau berkunjung. Ngayo menjadi salah satu kebiasaan yang melekat bagi Masyarakat Lombok. Mereka yang berkunjung ke rumah warga akan dipersilakan oleh tuan rumah untuk duduk di sebuah berugak (bangunanan yang diperuntukan bertamu atau berdiskusi) sembari bercengkerama ataupun berdiskusi. Uniknya, disetiap kunjungan yang dilakukan tidak lupa tuan rumah menyuguhkan kopi hitam yang nikmat untuk menemani perbincangan mereka. Suasana ngayo ini bisa dirasakan di beberapa desa yang berbatasan dengan kawasan Gunung Rinjani dan diantaranya adalah Desa Aik Berik dan Desa Senaru.
Kopi robusta yang disajikan berasal dari biji kopi yang mereka petik dari kebun sendiri. Biji kopi yang dihasilkan biasanya melimpah pada bulan juli hingga agustus. Biji kopi yang sudah di jemur dan digiling, disangrai dengan campuran beras untuk mengurangi rasa asam pahitnya. Hampir seluruh warga desa memanfaatkan kebun mereka untuk ditanami dan memanen biji kopi baik untuk dikonsumsi sendiri maupun dijual ke tengkulak.
Secangkir kopi menjadi suatu perwujudan keramahan masyarakat lombok dalam menerima tamu ataupun wisatawan yang tengah berkunjung ke desa. Mengayo adalah obat yang tepat bagi pelancong yang rindu akan suasana kampung halaman. Semoga saja budaya ini tidak hilang seiring berkembangnya zaman.
Foto : Muhammad Rafi’ul Aziz (atas), Annisa Hidayati (Bawah)
Text : Muhammad Rafi’ul Aziz
Kontributor : I Putu Wiwin Nuarta,M.Arif Akbar,Arifatul Lutfa, Febrian Aditya Nugraha
LEAVE A REPLY